Apa sih bedanya "Waspada" Sama "Berfikir Negatif" Berkaitan dengan viral nya penyebaran berita virus corona di media sosial saat ini?
"Melihat suatu perkara dengan satu
sudut pandang atau satu sisi saja tidaklah cukup. Maka, dari sini lah kami
membuka forum diskusi agar pemahaman tentang viral nya berita virus corona
tidak terfokus terhadap satu sisi, melainkan dari berbagai macam sisi pemahaman
agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam masyarakat." Ujar Saidatul Jannah,
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Selanjutnya, begini ujar Aridha Aziza,
salah satu anggota Divisi Intelektual Kemahasiswaaan HMJ PAI, ketika ditanya
tentang perbedaan waspada dengan berfikir, "Waspada sama halnya dengan
berjaga jaga atau berhati-hati agar tidak terjadi sesuatu terhadap seseorang
itu sendiri. Beda halnya dengan berfikir negatif, selalu memandang hal yang ia
pandang menjadi negatif."
-Lalu, bagaimana tanggapan kalian
tentang?
"Orang yang menganggap bahwa yang
telah menyebarkan berita corona disebut sebagai seseorang yang telah mengganggu
mental si pembaca dan mendoktrin bahwa corona adalah virus yang sangat
mengerikan" ?
Padahal, yang telah kita ketahui bahwa pemerintah
menyebarkan hal tersebut agar masyarakat dapat berhati-hati atau waspada!-
"Sempat Rakyat resah dengan berita
yang di tutup-tutupi oleh pemerintah, karena tidak ada penyampaian yang jelas
siapa saja yang terjangkit virus tersebut. Setelah pemerintah memaparkan berita
tersebut kepada khalayak masyarakat, kita selaku rakyat indonesia seharusnya
dapat menghargai pemberitahuan berita tersebut dan menjadikannya sebagai
rujukan kewaspadaan atau kehati-hatian, bukan malah menyalahkan orang yang
menyebarkan berita tersebut." Ujar Saidatul Jannah.
"Perlu kita garis bawahi bahwa
berita yang harus kita hindari adalah berita yang tidak jelas berasal dari
mana. Dari sini, kita dapat mengambil sudut pandang setiap seseorang, terkadang
ada yang menangkap suatu berita dengan berlebihan tanpa mencari berita dari
artikel yang lain." Ujar Ridha, salah satu anggota Intelektual
Kemahasiswaan HMJ PAI.
"Lalu ada juga yang berpendapat
bahwa sebaiknya jangan sertakan foto atau gambar yang mengerikan, agar tidak
muncul tanggapan yang berlebihan dari masyarakat itu sendiri." Ujar Winto,
Sekretaris Bidang, menambahkan pendapat dari mereka.
dan begini pendapat Ketua Umum DEMA FTK
2019/2020, Ka Miftahul Ihsan, 'Terjadinya pemikiran yang berbeda beda ini pun
disebabkan adanya kekhawatiran yang mendalam atau berlebih lebihan, sehingga
seseorang berpikiran bahwa corona merupakan suatu musibah yang besar. Dari sini
lah awal bermula terjadinya tanggapan atau pandangan negatif."
-Jadi, kekhawatiran itu muncul
diakibatkan oleh berita itu sendiri atau bagaimana?-
"Kekhawatiran itu timbul dari
doktrin atau pemikiran tiap individu, tiap masyarakat itu sendiri." Ujar
Winto.
"Jika masyarakat terlalu berlebihan
dalam menangkap sebuah berita, justru akan mengakibatkan adanya pemikiran negatif.
Namun, jika masyarakat menanggapi bahwa dengan adanya berita tersebut dapat
menjadikan seseorang agar lebih berhati hati, ini lah yang di inginkan
pemerintah. Pemerintah menginginkan agar rakyat indonesia tidak panik dalam
menghadapi musibah ini. Kembali lagi ke topik sebelumnya, yaitu waspada atau
berhati hati. Dengan adanya kehati-hatian akan mengarah kepada pencegahan. Dan
pencegahan itu lebih baik dari pada mengobati.
Kesimpulannya adalah kabar atau berita
yang terkait dengan virus corona itu penting, karena hal tersebut dapat membuat
kita semakin berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Berita tersebut bukanlah
untuk menakut-nakuti. Jika berita tersebut masih menggangu mental seseorang,
maka jalan yang perlu diambil adalah berpikir positif, karena pada setiap
berita terdapat pelajaran yang dapat diambil dan dengan adanya berita tersebut
juga membuat seseorang semakin bertambah wawasan pengetahuannya." Lanjut
Aridha Aziza.
"Perlu diingat harus di tanggapi
dengan pemikiran positif, agar tidak terjadinya depresi, Karena hidup yang
sehat juga memerlukan pemikiran yang sehat." Ujar Saidatul Jannah,
mengajak agar kita harus menanggapi dengan pemikiran positif
Selasa,
10 April 2020